Kamis, 05 April 2012

Teka-teki harta karun Olivier Levasseur yang hilang


Kita sering mendengar mengenai legenda bajak laut dan harta karunnya yang tersembunyi. Tapi mungkin banyak yang belum pernah mendengar bahwa ada harta bajak laut yang dihubungkan dengan perkumpulan freemason. Ini adalah kisah bajak laut bermata satu, Olivier Levasseur.

Olivier Levasseur lahir di Calais, Perancis, sekitar tahun 1688 - 1690. Nama aliasnya adalah Le Buse atau La Bouche (elang). Julukan ini diperolehnya karena kecepatannya dalam menyerang musuh. Kita mungkin mengira bahwa bajak laut adalah mereka yang berasal dari kaum berandalan, namun tidak demikian dengan Levasseur. Ia lahir dari kalangan borjuis dan berada. Ia bahkan pernah mendapatkan pendidikan yang baik hingga akhirnya menjadi anggota pasukan angkatan laut Perancis.

Petualangannya dimulai ketika terjadi perang Spanish SuccessionBenjamin Hornigold tahun 1716. Akibat perang yang dijalaninya, Olivier membawa sebuah bekas luka di dekat matanya yang membuat pandangannya menjadi lebih terbatas.

Setelah satu tahun melakukan berbagai pembajakan, perkumpulan Hornigold terpecah. Olivier berpisah dan mencoba peruntungannya di pantai barat Afrika. Pada tahun 1719, ia bekerja sama dengan bajak laut Howell Davis dan Thomas Cocklyn.

Pada tahun 1720, mereka menyerang pelabuhan Ouidah di pantai benin dan berhasil menghancurkan benteng-benteng disana. Pada tahun yang sama ia mengalami karam kapal di laut merah dan terdampar di pulau Anjouan, salah satu pulau di Comoro. Saat itu, satu matanya sudah benar-benar menjadi buta dan ia memutuskan untuk memakai penutup mata.

Pada tahun 1721, ia membangun markasnya di pulau Saint Mary, di dekat pantai Madagaskar. Bersama John Taylor dan Edward England, mereka berhasil melakukan beberapa pembajakan yang berhasil. Hasil pertama mereka adalah saat mereka berhasil membajak kapal Laccadives dan berhasil mendapatkan harta senilai 75.000 pound (sekitar 10,35 juta pound saat ini).

Kemudian, kesuksesan mereka yang terbesar datang ketika mereka berhasil menaklukkan kapal portugis Nossa Senhora do Cabo (The Virgin of the Cape) yang penuh dengan harta milik uskup Goa yang juga ada di atas kapal. Harta yang didapat antara lain batangan emas dan perak, lusinan kotak penuh dengan koin golden guineas, berlian, mutiara, batu rubi, sutra dan objek-objek religius dari katedral Saint Catarina di Goa, termasuk Flaming Cross of Goa yang terbuat dari emas murni. Total harta ini diperkirakan bernilai 100 juta poundsterling pada tahun 1968.

Namun petualangan Levasseur berakhir ketika ia ditangkap dan digantung pada tanggal 7 Juli 1730 di pulau Bourbon. Dan dari sinilah legenda mengenai harta yang hilang mulai berkembang.

Legenda mengatakan bahwa ketika ia berdiri di tiang gantungan dengan sepotong kain hitam menutupi matanya, ia mengenakan sebuah kalung yang berisi 17 baris pesan rahasia. Ia melemparkannya ke tengah kerumunan massa yang menyaksikannya dan berteriak,"Temukan hartaku bagi kalian yang bisa mengartikannya!"

tahun 1701-1714. Levasseur ditugaskan untuk bertempur di dalam perang ini. Ketika perang berakhir, ia dipanggil pulang oleh pemerintah Perancis. Namun ia menolak dan malah bergabung dengan bajak laut
Kisah mengenai kalung misterius dan harta ini menghilang selama beberapa abad dari publik hingga tahun 1923. Pada saat itu, seorang wanita bernama Mrs. Rose Savoy yang sedang berjalan-jalan menemukan beberapa ukiran di bebatuan di pantai Bel Ombre dekat Beau Vallon di pulau Mahe. Selama ini ukiran tersebut tersembunyi dari pandangan akibat air pasang. Namun karena kondisi air yang surut tahun itu, ukiran itu mulai terlihat dan menunjukkan bentuk anjing, ular, kura-kura, kuda, lalat, dua gambar hati yang bersatu, sebuah lubang kunci, mata, kotak, tubuh seorang wanita dan kepala seorang pria.

Seorang notaris yang tinggal di Victoria yang mendengar berita ini percaya bahwa ukiran ini pastilah dibuat oleh para bajak laut. Ia lalu mencari ke dalam arsip-arsip tuanya dan menemukan dua dokumen yang mungkin memiliki hubungan dengan ukiran tersebut. Dokumen pertama adalah sebuah peta pantai Bel Ombre yang terbit tahun 1735 di Lisabon. Dalam peta tersebut tertulis : "Pemilik tanah..La Buse." La Buse adalah nama lain Levasseur.

Dokumen kedua adalah wasiat terakhir dari bajak laut Bernardin Nageon de L'Estang alias Le Butin (penyair) yang meninggal 70 tahun setelah Levasseur yang dengan suatu cara berhasil memiliki harta Levasseur. Dalam wasiat ini tetulis 3 baris Kriptogram dan dua surat.

Salah satu surat tersebut ditujukan untuk keponakannya :

"Aku kehilangan banyak dokumen selama karam kapal. Aku telah berhasil mengumpulkan kembali sejumlah harta yang disembunyikan; Namun masih ada empat lagi yang tertinggal. Kamu bisa menemukannya dengan kunci dan kombinasi dan dengan dokumen lainnya."

Lalu, surat lain yang ditujukan untuk kakak laki-lakinya berbunyi :

"Kapten kami terluka. Ia berusaha memastikan bahwa aku adalah benar seorang freemason. Setelah yakin, ia mempercayakan kepadaku dokumen-dokumen dan rahasianya kepadaku. Berjanjilah bahwa anak tertuamu akan mencari harta tersebut dan memenuhi mimpiku membangun kembali rumah kita. Komandan akan menyerahkan dokumen-dokumen tersebut. Jumlahnya ada tiga."

Surat ini pertama kalinya menunjukkan adanya kemungkinan keterkaitan antara perkumpulan freemason dengan harta Levasseur.

Notaris itu kemudian menghubungi Mrs. Savoy dan bersama-sama mereka melakukan penggalian di batu yang ditemukan Mrs.Savoy. Dibawah batu yang memiliki ukiran mata, mereka menemukan dua peti mati yang berisi dua kerangka beserta satu kerangka tanpa peti mati. Tiga kerangka tersebut dipercaya sebagai bajak laut karena cincin emas yang ada pada telinga kiri masing-masing. Tapi tidak ada harta yang ditemukan.

Pada tahun 1947, seorang Inggris bernama Reginald Cruise Wilkins,
tetangga Mrs.Savoy mulai mempelajari dokumen-dokumen tersebut. Ia mulai dari tiga kriptogram dan dua surat yang ditemukan dan menemukan bahwa alphabet misterius tersebut memiiki hubungan dengan simbol masonik.

Wilkins juga menemukan bahwa kriptogram tersebut memiliki hubungan dengan Zodiak, buku clavicles of Solomon dan Dua belas tugas Herkules. Buku Clavicles of Solomon adalah sebuah buku yang berasal dari abad pertengahan yang berisi mistik masa reinassance. Sedangkan dua belas tugas Herkules adalah mitos dari Yunani mengenai dua belas tugas yang harus diselesaikan oleh Herkules.

Dalam usahanya yang panjang dan melelahkan, Wilkins berhasil memecahkan sebagian isi kriptogram tersebut. Ia menemukan petunjuk bahwa harta tersebut berada di sebuah ruang rahasia di dalam tanah. Ruangan itu dilindungi oleh air pasang yang membutuhkan bendungan untuk menahannya dan harus didekati dari sebelah utara. Akses ke dalamnya harus dilakukan lewat tangga batu dan terowongan yang menuju ke bawah pantai.

Wilikins melakukan beberapa penggalian di pulau Mahe. Di dalam sebuah gua, ia menemukan beberapa pistol kuno, beberapa koin dan peti mati bajak laut. Namun Ia tidak menemukan harta karun. Setiap penggalian yang dilakukannya, selalu merujuk kepada petunjuk berikutnya. Mengenai hubungan harta tersebut dengan freemasonry juga masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Setelah mencari selama 27 tahun, Wilkins mulai kehabisan dana. Para investor yang tidak sabar mulai menolak mensponsorinya. Lagipula kesehatannya semakin menurun. Namun Wilkins percaya bahwa ia sudah sangat mendekati lokasi harta tersebut. Sayang, pada tanggal 3 Mei 1977 Wilkins meninggal dunia tanpa berhasil memecahkan potongan terakhir kode rahasia tersebut. Saat ini anaknya, John, yang berprofesi sebagai guru sejarah, meneruskan usahanya untuk menemukan harta tersebut.

"Temukan hartaku, bagi kalian yang bisa mengartikannya!" Dan suara tawa Levasseur terdengar menggema dari dalam kuburannya.



Kuburan Olivier Levasseur saat ini berada di pulau Reunion, wilayah Perancis yang terletak di laut Hindia, sebelah selatan Madagaskar.

sumber: http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/01/teka-teki-harta-karun-olivier-levasseur.html
Selengkapnya...

Misteri Pasir Pemangsa atau Pasir Hisap


Pasir hidup adalah mekanisme paling unik alam semesta, ia mungkin terpendam di pantai tepi sungai atau bahkan mungkin di halaman belakang sekitarnya, dengan tenang menunggu orang-orang mendekat, membuat orang sulit maju ataupun mundur.


Pada tahun 1692, di pelabuhan Jamaika, pernah terjadi pasir hidup yang terbentuk dari larutan tanah akibat gempa, belakangan menyebabkan 1/3 kota hilang, dan tragedi yang menewaskan 2000 jiwa manusia.

Danau yang tampak tenang di selatan Inggris, fyord atau teluk sempit di Alaska yang indah tapi berbahaya dan daerah lainnya pernah terjadi peristiwa manusia terperangkap ke dalam pasir hidup.

Namun, sebagian besar orang kerap tidak pernah menjumpai pasir hidup, apalagi menyaksikan sendiri orang terperosok ke dalam pasir hidup atau mengalaminya sendiri. Kesan orang-orang terhadap pasir hidup terutama berdasarkan berbagai film yang ditontonnya. Suasana atau pemandangan yang diciptakan dalam film melukiskan pasir hidup adalah suatu momok yang dapat menghisap manusia ke lubang tak berdasar.

Akan larut jika permukan pasir hisap terganggu
Seorang ilmuwan dari Universitas Amsterdam, Belanda yakni Daniel Bonn pernah menemui seorang gembala setempat. Sang gembala menunjuk pasir hisap sambil berkata pada Bonn, bahwa pernah ada unta terperosok ke dalam kemudian lenyap tak berbekas.

Lalu segera ia melakukan penyelidikan terkait setelah kembai ke negaranya. Ia membawa sampel pasir ke Belanda dan menganalisis komposisinya. Setelah menemukan bahwa campuran tersebut terdiri atas pasir berkualitas tinggi, tanah liat, dan air garam, Bonn bersama timnya membuat tiruan pasir hisap dalam jumlah besar.

Ia mengamati dan menganalisa dengan cermat puluhan film yang melukiskan pemandangan pasir hisap yang menelan manusia itu, dan mendapati bahwa gambaran yang dilukiskan film-film ini sepenuhnya salah dan keliru.


Kemudian, di dalam laboratoriumnya, Bonn mencampurkan pasir, tanah liat dan air garam, membentuk sebuah maket pasir hidup dalam ruangan kecil untuk diteliti. Setelah percobaan secara berulang-ulang, personel peneliti yang dipimpin Bonn mendapati, bahwa perlu waktu beberapa hari untuk membuat pasir menjadi lengket.

Sebaliknya sangat mudah kalau hendak menghilangkan viskositasnya (sifat merekat), yakni cukup diberi tekanan yang pas di permukaannya. Permukaannya akan segera “larut” dengan cepat jika mendapat gangguan gerak, pasir di permukaan akan menjadi gembur (lembek), dan pasir di lapisan yang dangkal juga akan merosot ke bawah dengan cepat.

Gerakan perpindahan ini membuat benda yang bergerak di permukaan pasir tenggelam ke bawah, kemudian seiring dengan meningkatnya kedalaman penenggelaman tersebut, pasir yang jatuh ke bawah melalui gerakan perpindahan dari lapisan atas perlahan-lahan akan menyatu, lalu akan menciptakan endapan yang tebal, sehingga viskositas atau sifat merekat pasir bertambah cepat, mencegah obyek terperosok lebih jauh.

Butuh kekuatan mengangkat sebuah mobil
Menurut hasil penelitian, bahwa orang yang terperosok ke dalam pasir hisap umumnya tidak bisa bergerak, densitas pasir yang meningkat kemudian merekat di bagian anggota badan bawah yang terperosok dalam pasir hisap tersebut, membentuk tekanan yang sangat besas pada tubuh, membuat kita sangat sulit mengeluarkan tenaga.

Orang yang sangat besar tenaganya sekalipun juga sulit dalam waktu singkat bisa mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hisap tersebut. Setelah di kalkulasi peneliti terkait, bahwa untuk mengeluarkan satu kaki korban yang terperangkap dengan kecepatan 1 cm/ detik saja butuh kekuatan 100 ribu Newton, atau kurang lebih setara dengan kekuatan mengangkat sebuah mobil ukuran sedang.

Kecuali dibantu dengan mobil Derek, jika tidak sulit sekali mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hisap tersebut dalam waktu singkat. Hasil penelitian terkait juga menunjukan, menurut hitungan kekuatan ini, jika secara paksa menyeret korban, maka sebelum pasir hisap “melepaskan” korban yang terperangkap, tubuh korban sudah putus tertarik oleh kekuatan yang besar itu.

Resiko yang diakibatkan tindakan demikian jauh lebih berbahaya dibanding membiarkan korban tetap berada dalam pasir hisap tersebut untuk sementara waktu.

Bagaimana menyelamatkan diri dari perangkap
Sebenarnya sebagian besar pasir hisap tidak jauh berbeda dengan pasir pada umumnya, tidak menyeramkan sebagaimana yang dilukiskan dalam film. Secara prinsipal, ia hanya pasir yang telah diresapi air, karena friksi (gaya gesek) antar butiran pasir berkurang, sehingga menjadi campuran pasir dan air setengah cair yang sulit mendukung. Pasir hidup biasanya dijumpai di sekitar pantai.

Menurut Benn, bahwa hanya ada satu keadaan pasir hisap dapat menenggelamkan manusia (mati tenggelam), yaitu ketika bagian kepala lebih dulu masuk ke dalam, namun kemungkinan terperosok dengan cara demikian sangat kecil. Orang yang terperosok ke dalam pasir hisap hanya merasakan sedikit tekanan pada bagian dada, agak sulit bernapas, tidak akan mengancam jiwa. Air pasang di dekat pasir hidup barulah musuh yang menakutkan bagi korban yang terperangkap.

Orang-orang keliru menafsirkan bahwa dengan menggoyangkan kaki bisa melonggarkan pasir di sekitar badan, sehingga dengan demikian dapat membantu anggota badan untuk keluar dari dalam pasir. Ilmuwan terkait menuturkan, sebetulnya bukan begitu, gerakan demikian hanya akan mempercepat endapan tanah liat, memperkuat viskositas (sifat merekat) pasir hisap, meronta membabi buta hanya akan membuat korban terperosok lebih dalam.


Benn mengatakan, “cara untuk terlepas dari pasir hisap tetap ada, yaitu korban yang terperangkap harus menggerakkan secara perlahan kedua kakinya, agar air dan pasir semaksimal merembes masuk ke daerah hampa, dengan begitu akan dapat mengurangi tekanan badan si korban, sekaligus membuat pasir agar perlahan-lahan menggembur.

Selain itu, sang korban juga harus berusaha agar anggota badannya terpisah, sebab jika area permukaan pasir yang disentuh badan semakin besar, maka daya apung yang didapat akan semakin besar. Asalkan korban memiliki kesabaran yang cukup, dengan gerakan yang cukup tenang dan santai, maka secara perlahan pasti akan terbebas dari perangkap pasir hisap.

Selain itu hasil penelitian juga mendapati, saat suatu obyek terperosok ke dalam pasir hisap, kecepatan terbenamnya ditentukan oleh densitas obyek tersebut. Densitas pasir hidup umumnya 2 g/milliliter, sedangkan densitas manusia adalah 1g/milliliter. Di bawah densitas demikian, tubuh manusia yang terbenam ke pasir hidup tidak akan mati tenggelam, kerap akan berhenti sampai sebatas pinggang.

Selain itu peneliti juga mendapati, bahwa meskipun sejumlah obyek yang berdensitas lebih besar dari pasir hidup, tapi tetap bisa mengapung di atas pasir hidup. Dalam percobaan terkait, mereka kemudian meletakkan bola aluminium yang berdensitas 2.7g/mililiter di atas permukaan pasir hisap.

Dan meskipun densitasnya lebih besar dari pasir hidup. Namun karena mendapat pengaruh daya apung pasir hisap dan tegangan pasir, maka bola aluminium tetap bisa dengan tenang berada di permukaan pasir hidup. Bola tersebut tidak tenggelam hingga para peneliti menggetarkan pasir hisap dan membuat gerakan yang menyebabkan campuran lebih cair. Ketika melakukan hal ini, bola aluminium benar-benar seluruhnya tenggelam.

Namun saat menggunakan bola aluminium yang memiliki kerapatan sama dengan manusia yang berarti lebih rendah daripada kerapatan pasir hisap, bola tersebut tidak pernah tenggelam walaupun campuran diperlakukan dengan kasar.

Jatuhnya objek ke pasir hisap menyebabkan pastikel pasir bercampur air kehilangan kestabilan. Jika terus diberi tekanan, campuran tersebut akan berubah menjadi lebih cair di permukaan dan sangat padat di dasarnya.

“Semakin besar tekanannya, semakin banyak cairan yang terbentuk di pasir hisap sehingga gerakan korban membuatnya terperosok semakin dalam,” kata Daniel Bonn, pemimpin penelitian dari University of Amsterdam sebagaimana ditulis dalam jurnal Nature.

Berdasarkan pengukuran terhadap peralatan aluminium ini, meningkatkan tekanan fisik ke partikel sebesar 1 persen menyebabkan kecepatan tenggelamnya naik sejuta kali. Bonn menambahkan bahwa menarik benda dari pasir pada tahap ini membutuhkan kekuatan setara mengangkat mobil berukuran menengah.

Sabar dan tenang
“Yang paling berbahaya adalah apabila pasir hisap cenderung menarik dengan cepat,” katanya. Tapi, kesabaran dapat menyelamatkan Anda. Jika ditunggu dengan sabar, partikel pasir lambat laun akan stabil sehingga daya apung campuran tersebut akan mengangkat Anda ke atas.

Kami mengetahui bahwa lapisan pasir di bawahnya lebih rapat sedangkan air lebih banyak di lapisan atas. Lapisan pasir yang sangat pekat di bawah sangat sedikit mengandung air sehingga sulit melepas kaki yang terperosok ke dalamnya,” lanjut Bonn.
Sarannya, tetaplah tenang dan biasanya Anda akan terapung. Luruskan punggung Anda untuk memperluas area yang bebas dan tunggu hingga kaki bebas dari pasir. Bonn juga menyarankan agar kaki bergerak untuk mengendalikan air sehingga Anda terapung. “Anda harus memasukkan air ke dalam pasir dan cara yang paling mudah adalah memutar-mutar sekitar kaki di dalam pasir hisap,” tambahnya.

Saran tersebut kemungkinan besar benar. Buktinya, bola aluminium kedua dalam percobaan ini tidak tenggelam lebih dari setengah bagian. Meskipun bola tersebut hanya empat milimeter diameternya, kerapatannya sama dengan manusia sehingga bisa digunakan sebagai model manusia.

sumber: kaskus.us
Selengkapnya...

5 Monumen Teraneh di Dunia


1. Mimizuka ( Kyoto, Jepang )

Monumen ini didirikan untuk memperingati tewasnya 38.000 warga Korea akibat pembantaian Samurai² Jepang pada kurun 1592-1598.Namun bukan berarti dibangun karena banyaknya jenazah yang berada di sana,melainkan karena di sanalah tempat di kuburkannya anggota tubuh warga Korea yg dibantai berupa telinga dan hidung mereka.




2. Monumen Bawah Air ( Grenada )


Monumen ini di bangun oleh Pematung Jason de Caires Namun Taylor. Monumen ini dapat ditemui di dasar Teluk Moliniere di Grenada, yang terdiri dari puluhan patung yang dibangun di atas tanah dan terendam di daerah itu sejak Mei 2006. monumen bawah air Taylor seharusnya menyoroti proses ekologis dan mereka sendiri bertindak sebagai terumbu karang buatan untuk kehidupan laut lokal.
Patung-patung yang terletak di bagian yang dangkal Teluk Moliniere dan mudah diakses oleh penyelam.


3. Monumen Penis ( Cangchun China)


Siapa yang mengira bahwa penis terbesar di dunia akan berasal dari Cina dari semua tempat? Monumen ini berdiri kokoh di tengah² Longwan Dukun Amusement Park, di Changchun. Monumen setinggi 30 kaki (± 9,9 meter) ini tebuat dari konstruksi baja yang dilapisi totem jerami. Walaupun sempat di protes akibat banyak nya anak² yang berkunjung ke taman tersebut,pemerintah setempat cuek² aja.


4. Monumen "Sepatu Bush" (Tikrit,Irak)


Monumen ini di bangun untuk memperingati seorang jurnalis Irak yang dengan semangat "kepahlawanan" berani melempar sepatu ke pada Presiden AS waktu itu George W. Bush.Bahkan Kejadian pada Desember 2008 tersebut dijadikan sebuah catatan sejarah di buku Ensiklopedi bangsa Irak.


5. Monumen Enema (Zheleznovodokh,Russia)


Monumen ini di bangun untuk memperingati sembelit yang sering menyerang warganya (WTF).enema sendiri berarti memasukkan cairan ke dalam anus.Monumen perunggu ini dibangun dengan memakan biaya $42.000 dengan tinggi sekitar 5 kaki dan berat sekitar 800 pon.



sumber http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3923237
Selengkapnya...