Danau Guatavita
Danau Guatavita adalah tempat dimana manusia purba dari Colombia (Amerika Selatan) dulu pernah menyelimuti dirinya sendiri dengan debu emas, lalu mengayuh ke tengah danau dan menyebarkan emas dan berlian ke dalam danau sebagai korban kepada berhala mereka.
Danau Guatavita sempat menimbulkan kekacauan di Amerika Utara saat itu yang juga ikut membangun terhadap mitos El Dorado (Kota Emas). Percobaan pertama untuk mengambil emasnya dilakukan oleh Hernan Perez de Quesada pada tahun 1545.
Harta Karun Kapten Kidd
Kapten Kidd adalah seorang kapten kapal bajak laut yang ditahan oleh Pemerintah Inggris karena pembajakan dan pembunuhan, dan akhirnya digantung.
Takut digantung, Kapten Kidd akhirnya mengubur harta karunnya dan meminta para eksekusionernya untuk memburu harta karun tersebut dan mengambilnya. Para eksekusioner tersebut sempat mendapat harta itu, tetapi Kapten Kidd tetap digantung dan dimasukkan ke dalam aspal, lalu digantung di atas Sungai Thames ketika Pemerintah Kerajaan Inggris memberikan gaji yang lebih besar kepada eksekusioner Kapten Kidd.
Harta karun itu kini berada di sebuah lokasi yang tidak diketahui, dengan sebuah peta ini yang menjadi petunjuknya:
Emas Montezuma
Zaman dahulu, para Aztec merajalela di Meksiko. Mereka membangun kerajaan-kerajaan yang megah, dipenuhi dengan kekayaan dan kemakmuran. Hingga akhirnya para penjelajah Spanyol datang. Karena keunikan warna kulit para orang Spanyol ini, orang Aztec yang tidak tahu apa-apa menyembahnya.
Namun, karena ketamakan dari para orang Spanyol, mereka mengambil alih istana Aztec, membunuh para raja-raja mereka termasuk Montezuma, seorang raja Aztec yang terkenal. Mereka juga melelehkan patung-patung emas milik Montezuma yang tersebar di Tenochtitlan, ibukota Aztec saat itu.
Hingga akhirnya, masyarakat Aztec merasa mereka telah dibohongi dan memburu para orang Spanyol keluar dari Tenochtitlan. Sayangnya, karena mereka masih terus saja rakus, para penjelajah Spanyol tersebut terus mencoba membawa emas yang berhasil mereka lelehkan. Sayangnya, emas yang mereka coba bawa terlalu berat, dan Tenochtitlan dikelilingi rawa. Para orang Spanyol tersebut akhirnya terjebak dan tidak bisa keluar. Beberapa mencoba, namun mati bersama emasnya di rawa yang mengelilingi Tenochtitlan.
Sumur Oak Island
Oak Island, sebuah pulau kecil di Nova Scotia, Kanada, adalah sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Suatu hari di tahun 1775, seorang penebang kayu Daniel McGinnis sedang berjalan di pulau tersebut untuk mencari kayu ketika ia menemukan sebuah sumur.
Sumur tersebut amat dalam, dan ia begitu yakin bahwa ada harta karun di dalamnya — logika menyatakan bahwa tidak ada orang yang tinggal disitu, untuk apa membangun sumur?
Beberapa abad kemudian, pencari harta karun mulai mencari di sumur itu, dan hingga saat ini, masih belum dapat dipastikan apakah ada emas didalamnya — atau bahkan kedalaman sumur tersebut. Sumur Oak Island tetap menjadi misteri.
Harta Karun NAZI
Ketika perang dunia II, NAZI memiliki sebuah rencana rahasia yang amat picik, yaitu mencoba menghancurkan ekonomi Amerika dan Inggris dengan cara membanjiri kedua negara tersebut dengan mata uang palsu yang tidak berharga. Sebagian dari rencana ini termasuk… menghujani kota-kota Amerika dan Inggris dengan uang palsu. Modal yang digunakan untuk operasi ini adalah karya-karya seni mahal dan emas rampasan dari negara Eropa lain.
Operasinya disebut Operasi Bernhard. Namun, operasi ini terpaksa gagal ketika Amerika mematikan NAZI pada 1945. Tidak mau kehilangan modal mereka, para NAZI terpaksa membawa karya-karya seni dan emas mereka, membungkusnya kedalam plastik dan brankas, lalu menceburkannya ke dalam danau Toplitz.
Danau Toplitz ini begitu tinggi di atas pegunungan dan begitu dalam, hingga beberapa meter di bawah permukaannya, sudah tidak ada oksigen. Para pemburu harta karun juga harus melewati satu lagi: Austria. Austria adalah negara yang begitu sensitif terhadap kata “NAZI” hingga siapapun yang mengucapkannya secara literal masuk penjara.
Mereka juga harus melawan debu bawah air, pohon-pohon tumbang yang tenggelam ke dalam danau, dan kapal mereka terus menerus diterpa badai salju, yang menyebabkan rusaknya peralatan navigasi mereka.
sumber